Diketahui, Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar pada pertengahan 2022 lalu menggagas adanya sekolah terbuka berbasis digital. Dirinya juga meminta dinas terkait untuk mematangkan konsep tersebut.
“Konsep Pak Pj (Gubernur Banten) sudah ada di Kemendikbud. Kita tunggu hasilnya,” ujar Kepala Dindikbud Provinsi Banten, Tabrani, Sabtu (24/6/2023).
Sebelumnya, Tabrani juga mengatakan, digitalisasi pendidikan yang didorong Pj Gubernur Banten bertujuan agar masyarakat Banten mempunya ijazah SMA.
“Sehingga, manakala (siswa) tidak mendapatkan kesempatam belajar formal, Pak Gub ingin membuat sekolah SMA terbuka,” kata Tabrani.
“Jadi anak-anak yang ngga punya kesempatan ke sekolah, mau sambil masak, ke kebun, (tetap) bisa mendapatkan kesempatan belajar (secara online atau dalam jaringan),” sambungnya.
Meski begitu, lanjut Tabrani, terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi agar SMA terbuka itu dapat diwujudkan.
“Nah ini yang sedang kita kaji. Apalagi kan kita harus ikut perkembangan (teknologi) dimana sekarang mah setba digital,” katanya.
Digitalisasi pendidikan dengan tujuan masyarakat mendapatkan ijazah SMA, menurut Tabrani, hal itu dalam rangka meningkatkan angka partisipasi murni bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan hingga jenjang SMA sederajat. Selain itu, pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan juga bisa menjadi solusi dalam meningkatkan APS.
“Daya tampung sekolah negeri masih sangat kurang di angka 35 persen. Yang lulus SMP 240 ribu, yang ditampung di SMA/SMK/SKh dan Madrasah Aliyan negeri hanya 75 ribu atau 34 persen. Jadi masih ada 65 persen lagi. Dan ini bisa dimanfaatkan dengan menbuka sekolah terbuka dan menggandeng yayasan pendidikan swasta dan ponpes. Bagaimana bisa memanfaatkan teknologi dan bisa memberdayakan semua untuk kemajuan pendidikan di Banten,” katanya. (ADV)