Saat pandemi Covid-19 mengguncang ekonomi dunia, siapa sangka justru menambah peluang bisnis baru bagi sebagian orang, salah satunya Setiawan Chogah. Berawal dari hobi utak-atik beragam software desain, pemuda ini sukses merintis bisnis sebagai freelance desainer grafis dengan pesanan yang terus meningkat seiring banyaknya kebutuhan akan pemasaran digital. Beragam klien pernah dan hingga kini masih ia bantu pengelolaan desainnya, mulai dari partai politik sampai perusahaan berskala menengah-besar. Pemuda kelahiran Batusangkar, Sumatra Barat ini sejatinya adalah lulusan jurusan Teknik Industri, namun jalan hidup yang dipilihnya kini adalah menjadi pekerja lepas setelah mundur sebagai karyawan pada 2019 lalu.
Hari ini saya lagi menikmati proses menghidupi diri dari hobi dan hal-hal yang saya suka,” kisah Chogah kepada bantenpedia.id di sela-sela mengerjakan desain kliennya, Selasa (6/9/2022).
Sejak 2014, Chogah serius mempelajari kombinasi kompleks antara kata-kata, gambar, angka, grafik, foto, dan ilustrasi. Terakhir bekerja sebagai manajer fundraising dan komunikasi di salah satu lembaga filantropi, namun dia mundur dan memutuskan diri menjadi freelancer di bidang desain grafis dengan membuka bisnis yang ia namai dezain.in. Meski sempat tebersit rasa ragu untuk menjalani karier sebagai freelancer, Chogah maju terus. Tak butuh waktu lama baginya untuk mendapatkan klien pertamanya. Dia membantu desain komunikasi digital sebuah rumah sakit, lalu merambah ke berbagai bisnis lainnya, mulai dari perbankan, yayasan, partai politik, hingga perusahaan komunikasi.
Klien dari Berbagai Perusahaan
“Awal membuka dezain.in, modal pertama saya hanya satu buah laptop hadiah dari mantan atasan pas resign itu plus tabungan sebesar gaji di bulan terakhir saya bekerja. Selebihnya hanya nama baik. Begitu klien yang satu puas dengan karya saya, alhamdulillah mereka sukarela bantu promosiin dezain.in ke kolega mereka yang lain,” ceritanya. Chogah mengatakan, kunci menjadi desainer bukan semata-mata kemampuan teknis di software desain. Namun, seorang desainer juga harus diperkaya dengan wawasan teknologi, sains, seni, sosial dan budaya, filsafat, dan etika. “Dari ilmu-ilmu itu, karya desain menjadi lebih punya orientasi. Kita juga bisa menangkap dan menerjemahkan keinginan klien. Jika hanya punya skill secara teknis, karya kita akan stagnan. Karya kita gak punya nyawa,” ujarnya. Kini, setelah sekian lama bergelut sebagai freelancer, portofolio Chogah makin menumpuk. Tercatat sejumlah BUMN, perusahaan swasta, dan instansi pemerintahan menjadi pelanggan rutinnya. Dia juga pernah terlibat dalam membantu konsep dan eksekusi desain komunikasi digital sejumlah calon kepala daerah dan anggota legislatif. Beberapa kliennya tak hanya dari Indonesia, namun merambah sampai ke luar negeri seperti Hong Kong, Malaysia, dan Amerika Serikat.
Dari ilmu-ilmu itu, karya desain menjadi lebih punya orientasi. Kita juga bisa menangkap dan menerjemahkan keinginan klien. Jika hanya punya skill secara teknis, karya kita akan stagnan. Karya kita gak punya nyawa. Setiawan Chogah
Chogah menyebut, prinsip bisnisnya adalah selalu berupaya memberikan layanan terbaik untuk klien. Bahkan, di awal-awal dirinya tak pernah mematok harga untuk karya desainnya. Namun kini, setelah setahun mencoba fokus berbisnis dari rumah, pria ini bisa menghasilkan puluhan juta per bulan hanya bermodalkan laptop dan internet.
Kembangkan Bisnis Digital Kreatif secara Menyeluruh
Tak lagi sekadar jasa desain, Chogah kini juga membuka layanan pembuatan website, konsultasi komunikasi digital, konsultan personal branding, hingga jasa digital maketing seperti Facebook Ads, Instagram Ads, dan optimalisasi Instagram secara organik. Chogah juga tengah mengembangkan dezain.institute, wadah belajar skill digital bagi anak muda di Banten. Layanan yang diberikan di antaranya kursus pembuatan website, desain grafis, social media marketing, sampai literasi keuangan dengan layanan personal finance. “Word of mouth, kekuatan pemasaran dari mulut ke mulut ini luar biasa. Saya sering dapat telepon dari orang yang sebelumnya tak saya kenal, tapi dapat rekomendasi dari klien saya yang lain. Intinya jangan kecewakan klien. Alhamdulillah, klien dezain.in sekarang ada di berbagai kota Indonesia hingga luar negeri,” ceritanya.
Tak jarang, Chogah kewalahan menerima garapan. Kalau sudah menumpuk di waktu bersamaan, dia bekerja sama dengan rekan lainnya sesama desainer grafis.
“Saat ini, saya mulai menawarkan jasa kreatif menyeluruh, tidak hanya desain grafis, tapi juga meliputi web desain, video, dan dan copywriting. Meski bukan yang pertama, tapi kami memiliki keyakinan untuk memberikan hasil terbaik bagi klien. Kami percaya bahwa hasil terbaik dan pelayanan prima dapat menciptakan kepuasan dan klien akan repeat order,” pungkas Chogah. (Red)